Sabtu, 16 Maret 2013

Melangkah

And they break up with nothing, except friendship - blaaa

Kata-kata manis itu masih terus membayangi hari-hari Via. Sapaan tiap pagi, ucapan jangan lupa makan, dan berbagai hal kecil yang biasanya diucapkan dama. Sekarang semuanya perlahan beranjak pergi, entah disadari atau tidak.

Memangnya begitu ya siklus suatu hubungan? Awalnya manis tapi tak jarang akhirnya jadi pahit. Kok bisa ya? Pikir gadis bermata sipit itu. Apanya yang salah? atau Siapa yang salah?

Distance means nothing, but communication means a lot



Via tahu benar bahwa dia dan Dama tidak menjalani yang namanya LDR. Mereka selalu bertemu di sekolah, tak jarang juga Dama mengantarnya pulang. Mereka juga sering hang out bersama. Tapi kenapa seolah ada jarang diantara mereka. Via tidak pernah keberatan untuk menghubungi dama terlebih dahulu. Tapi Dama? Akhir-akhir ini jarang sekali mengirim ucapan selamat pagi atau yang lainnya. Akhir-akhir ini pemuda itu cuek sekali. Membuat Via lama-lama kesal.

Statusnya memang sekarang masih kekasih Via, tapi hatinya? Mana Via tahu. Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa tahu? Via juga tidak menyangka bahwa akhirnya dia sampai di titik ini. Titik akhir hubungan mereka, hubungannya dengan Dama. Sungguh, gadis itu selalu bermimpi bahwa sampai tua nanti Dama lah yang ada di sampingnya. Tapi kenyatannya , Dama tampaknya sudah bosan.

Via bisa saja yakin kalau di hati pemudanya masih ada namanya. Tapi gadis itu ragu jika namanya tidak memudar. Pemudanya sudah mengabaikannya terlalu jauh. Menggoyahkan kepercayaan Via padanya. Bukan Via tidak mau percaya, Via selalu percaya Dama, selalu. Tapi kalau Dama cuek terus bagaimana Via percaya?

My faith in you was fading....

"Aku tahu kita udah lama sama-sama, udah hampir 2 tahun ya. nggak nyangka," ucap Via getir di depan Dama. Pemuda itu lalu mendongak, menatap Via dalam
."Aku nggak ngerti, ini cuma perasaanku atau emang ini beneran. Kamu lebih mirip seorang teman daripada seorang pacar," lanjutnya lagi.

"Maksud kamu?" tanya Dama lirih. Via tertegun, pura-pura bodoh atau apa pemuda ini. Kemudian sembari menguatkan dirinya sendiri, Via berani mengucap.
"Kita putus, I mean our relationship. Bukan komunikasi kita, dam. Ya, I hope. Good luck sama yang baru, dan gue pasti ada kok kalau lo butuh," papar Via mantap seraya berdiri bersiapa meninggalkan Dama. Ya, gadis itu bersiap untuk melangkah.

Oh ku tak sendiri
Pancaran sinar mentari
Menemani tiada henti

Oh dan tak ku sesali
Tlah ku lupakan dirimu
Tak mengapa, aku melangkah
Sendiri dapat ku jalani (Raisa-Melangkah)



Done:) Karena penulis itu haram untuk menilai karyanya sendiri. Saya mohon bantuan teman-teman untuk menilai karya kilat saya ini ya ^^

0 komentar:

Posting Komentar

Bukan cuma juri Idol yang bisa, kamu juga bisa komen :3

 

Cerita Fufu Fafa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang