Jumat, 26 Desember 2014

Heuheu

HALO BLOGKU YANG ABSURD?
SUDAH LAMA TERBENGKALAI, RIGHT?
MAAF YA, CITRA AKHIR-AKHIR INI SIBUK. SIBUK NGURUSIN PERASAAN YANG TIDAK TERBALASKAN *NANGIS DI POJOKAN KOS* EH SIBUK PRAKTIKUM-LAPRAK-RESPONSI BEGITU TERUS ALURNYA SAMPAI LADANG GANDUM DIHUJANI METEOR COKLAT, HAHAHAHA
TETAPI ALHAMDULILLAH, SUDAH USAI PRAKTIKUMNYA... TAPI JANGAN KIRA BEBAN HIDUP SAYA HABIS. MASIH ADA UAS, IYA UAS -UJIAN AGAK SERIUS- EH?
YA BEGITULAH. AKU NGGAK TAU MAU NULIS APA EH
KARENA DRAFT TULISAN ADA DI LAPTOP YANG ADA DI KOST-AN DAN AKU LAGI ADA DI RUMAH {} YAAY

NO NO NO
BUT I WANNA TELL YOU SOMETHING
I'M SEEING SOMEONE (AGAIN) AFTER ANOTHER SOMEONE. BUT THIS SOMEONE IS SO UNTOUCHABLE. AND YOU KNOW WHAT? EVERYONE AROUND ME KNOWS THAT I'M SEEING HIM, BUT HE DOESN'T. SO, WHAT CAN I DO NOW? SELAIN STALKING DAN AKHIRNYA MERATAP DI POJOKAN? WHAT? TELL ME. TELL ME. HUFF

UDAH YA
SORRY FOR SPAMMING YOUR DASHBOARD :d
BY THE WAY ABOUT THE FONT, MUNGKIN KARENA KESALAHAN KONEKSI, TULISANNYA NGGAK MUNCUL KALAU NGGAK DI CAPS. MIANHAE :3

Jumat, 07 November 2014

Ajari Aku [2]

Halooo~~
akhirnya aku mampir kesini, udah sebulanan lebih wkwk ya habis gimana lagi, sesudah UTS seluruh praktikum menyerang uhh *curhat* dan cerita ini semakin untouchable maapin yaak :( tapi se-selonya aku akan melanjutkan cerita ini karena I have to finish what I had started xD



Sabtu, 20 September 2014

Serdadu Rindu

Serdadu Rindu

Kumpulan-kumpulan abstrak
Absurd, tak berbentuk
Lambat laun mengoyak batin
Memaksa ingatan untuk kembali

Bak film yang diulang-ulang
Mengiris hati, menusuk nurani
Serdadu rindu
Berbaris di antara memori abu-abu

Serdadu rindu
Menyendat langkah padu
Berhenti untuk nostalgia masa lalu
Sekedar menguapkan pilu

Serdadu rindu
Di antara imaji semu
Di antara abu-abu
Melengkungkan senyum haru

Citra PNegari
26/03/2014

Ajari Aku [1]

Halooo? akhirnya bisa selo aka punya waktu luang.
Semenjak ppsmb udah jarang lagi buka blog. Mana setelah itu kehidupan kampus dimulai, jadi makin nggasempet buka blog absurd ini. Akhirnya kesampaian selo beberapa hari sebelum nanti praktikum anatomi lagi *pukul pala pake femur sapi*
Jadi ini cerita yang kemarin dulu itu ada trailernya. Nih, enjoy yaaa~~

**


SATU: HOW THEY MET

Jumat, 19 September 2014

Poci Teh Tiara



            Sejak seminggu lalu, ia jadi gemar lewat di depan toko perkakas rumah tangga yang baru saja buka itu. Dengan mata membulat antara penasaran, kagum, dan keinginan untuk membeli, Tiara memandangi etalase toko yang memajang seperangkat peralatan minum teh. Hari ini pun, ia melakukannya lagi. Melewati toko itu dengan pandangan terpana pada etalase tokonya. Bahkan, gadis yang baru saja masuk SMA itu melambatkan langkahnya hanya agar ia bisa lebih lama memandang perangkat minum teh itu.
            Tiara menghela napas berat saat ia sudah berjalan melewati toko perkakas rumah tangga itu. Ia kemudian merogoh saku roknya. Keluarlah selembar dua ribuan dari kantong gadis itu. Uang saku tiara hari ini, bukan yang tersisa tapi memang itulah uang saku Tiara. Tiara memasukkan uangnya itu ke saku lagi. Gadis itu kemudian menggunakan jarinya untuk menghitung.
            “Sudah lima hari, berarti sudah sepuluh ribu. Kurangnya...” Tiara menepuk dahinya pelan. Kalau begini terus caranya, poci teh dan cangkir-cangkir lucu tidak akan pernah sampai ke tangannya. Tiara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
            “Harus ya gue part time?” tanya gadis itu pada dirinya sendiri. Bayangan poci teh itu melintas di benak Tiara. Iya, Tiara harus part time! Batin gadis itu mantap.
**
            Tiara sedang mengaduk air yang ia campur dengan tanah. Setelah itu gadis cilik itu beralih pada panci mainan yang berisi daun –yang juga telah dicampur air—juga dengan piring mungil tempat ia meletakkan tanah yang sudah tersusun menjadi kue-kue nan.
            “Pesanan siap!” seru Tiara riang.
            “Iya, selamat makan.” Jawab Tiara sendiri. Memang selalu seperti ini, Tiara bermain sendirian. Tidak ada anak seusianya di kompleks perumahan yang baru ia tinggali kurang lebih enam bulan dengan Ayah dan Bunda. Tapi, Tiara tidak pernah merasa sendiri. Semuanya baik-baik saja, ia bahagia. Untuk gadis berusia tujuh tahun dengan Bunda yang pandai mendongeng serta Ayah yang selalu menuruti apapun keinginannya bukankah itu cukup? Teramat cukup malah. Iya, begitulah yang ada di benak Tiara remaja saat ini.
            “Tiara, Ayah pesan tehnya satu,” kalimat yang langsung membuat gadis berpipi tembam itu menoleh dari ‘sup’ buatannya. Gadis itu mengangguk riang lalu mulai meracik ‘teh’ di cangkir mungilnya. Ini kali pertama Ayah main dengannya setelah pindah rumah. Dengan sumringah, Tiara menghantarkan teh itu kepada Ayah. Ayahpun sama menerimanya dengan senyuman yang paling lebar yang pernah Tiara lihat.
            “Silakan.” Ujar Tiara dengan mata bulatnya yang menggemaskan. Ayahpun mengangguk –masih dengan senyum lebarnya—lalu pura-pura menyeruput teh itu. Tiara tergelak saat Ayah membuat bunyi ‘slurrp’, rasanya ia adalah anak paling bahagia saat itu. Ayahpun ikut tergelak lalu menarik anak gadisnya itu ke dalam pelukannya. Pelukan yang ternyata menjadi pelukan terakhir Ayah untuk Tiara. Karena setelah itu, hari-hari selanjutnya, Ayah tidak pernah pulang. Saat Tiara bertanya pada Bunda, Bunda malah mendelik kesal pada gadis kecilnya dan turut serta menghilang dari hidup Tiara kecil. Meninggalkan gadis berusia tujuh tahun itu sendirian hingga akhirnya asisten rumah tangganya merawatnya hingga sekarang.
**
            Tiara memegang dadanya yang tiba-tiba sesak mengingat masa lalunya. Masa yang sudah terjadi delapan tahun lalu. Efeknya masih sama, mengingatnya membuat Tiara tertawa lalu menangis sejadi-jadinya.
            “Neng? Eneng Tiara kenapa?” suara lembut itu membelai telinga Tiara, Ibu, asisten rumah tangganya dulu, yang kini berusaha keras membesarkannya.
            “Tiara nggak apa-apa kok, Bu.” Sahut Tiara parau. Ibu menarik napas pelan, Tiara bohong.
            “Eneng kangen Ayah sama Bunda, eneng ya?” tanya Ibu retoris. Tiara mengangguk samar lalu berlari menuju ibu yang berada di ujung pintu.
            “Tapi Tiara nggak mau sedih. Kalau Tiara sedih nanti Ibu sedih, kalau Tiara buat Ibu sedih nanti Ibu pergi. Tiara nggak mau Ibu pergi.” Rengek gadis itu. Ibu mengelus puncak kepala Tiara. Ia tahu seberapa getir masa kecil Tiara. Masa dimana semuanya harusnya sempurna malah hancur begitu saja. Keegoisan orang tuanya membuat Tiara kecil menderita walau tak kasat mata.
            “Eneng, sabar ya. Ayah sama Bunda eneng pasti kembali. Kembali untuk eneng Tiara.” Entah sudah berapa kali Tiara mendengar Ibu berkata seperti itu untuk menenangkannya, untuk meyakinkannya.
            “Yang penting eneng sabar. Eneng percaya kan sama takdir Allah? Takdir Allah tidak pernah salah neng, dan takdir Allah pasti datang di waktu yang tepat buat eneng, iya kan?” Tiara mengangguk.
            “Iya, Bu. Tiara percaya. Selalu.”
*
            Tiara mencuci tumpukan piring itu dengan telaten. Inilah pekerjaan yang bisa ia dapatkan. Memang sih berat, mencuci piring di sebuah rumah makan waralaba, tapi hasilnya lumayan besar sehingga dengan cepat, tabungannya bertambah dan perangkat teh itu akan segera berpindah ke tangannya. Selain itu, hasil dari kerja sampingan ini bisa membantu Ibu memenuhi kepentingan sehari-hari mereka.
            “Tiara, kemari.” Panggil seorang pria muda dengan tulisan ‘manager’ di atas saku kiri kemeja hijau-kuningnya. Tiara menghentikan pekerjaannya lalu berjalan menuju manajernya itu.
            “Iya, Pak. Ada apa?” tanya Tiara pelan. Pria muda itu tersenyum ramah.
            “Ini gaji kamu sesuai perjanjian kita dua bulan lalu.” Ujar pak Manajer sambil memberikan amplop kepada Tiara. Tiara mengangguk senang.
            “Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak.” Ujar gadis itu riang. Kerja keras gadis itu terbayar, kini dengan uang hasil pekerjaan sampingannya itu, ia bisa membeli perangkat minum teh yang ia impikan sejak lama.
*
            Tiara keluar dari toko perkakas rumah tangga dengan sebuah plastik besar pembungkus perangkat minum tehnya. Sepanjang jalan pulang, gadis itu tak hentinya tersenyum. Akhirnya ... ia bisa punya perangkat teh sungguhan. Sesampainya di rumah, gadis itu langsung mengeluarkan kardus dari plastik besarnya tadi. Dengan hati-hati, ia membongkar kardus itu dan mengeluarkan poci teh dan cangkirnya.
            Tiara lalu sibuk merebus air dan juga menyiapkan teh dan gula. Setelahnya, dengan telaten ia menata rapi cangkir-cangkirnya. Lalu, setelah airnya matang, gadis itu mulai meracik tehnya. Dengan sabar, dengan keriangan yang entah mengapa membuncah di hatinya, dan juga dengan kepercayaan yang amat ia yakini. Suatu saat Ayah dan Bunda akan kembali untuk memeluknya. Saat Tiara menyeduh teh untuk mereka berdua.
Selesai~~

Jumat, 01 Agustus 2014

Coming (not really) soon: Ajari Aku

Hmmm, di kepala tiba-tiba terbersit ide sederhana ini.
Monggo disimak dulu trailernya :)

*


Kamu sedang apa? Belajarkah, Mas?
                Rio tersenyum miring membaca kalimat pertama surat itu. Surat yang dijanjikan seorang gadis di masa lalunya jika sudah tiba di Paris. Rio membaca kembali surat itu.
Disini masih libur. Liburan musim panas, kuliah masih dimulai tiga minggu lagi, Mas. Jadi, aku kecepetan ke Parisnya nih. Bosen.
                Gadis itu masih sama seperti dulu, suka ceplas-ceplos, ya tipikal cewek tukang curhat. Rio tersenyum lagi, ia rindu gadis itu. Rindu menjitak kepalanya karena kebanyakan nyeplos atau curhat.
Mas Rio? Segera susul aku ke sini ya? Ke Paris…
                Rio bergetar begitu membaca kalimat penutup surat itu. Rio menerawang jauh, menatap langit-langit kamarnya. Lalu menatap kertas itu lagi.
                “Aku pasti akan menyusulmu, Fy.” Ujarnya mantap. Lalu menyimpan surat itu kembali.
*

Selasa, 29 Juli 2014

Melted [17/17]

Melted --Ending yang gagal
Halo, Assalamu'alaikum
happy eid mubarak! maaf kalo selama ini banyak salah selama nulis cerita ini ya :-]
Happy reading, pals :)
**


Kamis, 24 Juli 2014

Melted [16]

Haloo, kembali lagi dengan cerita ini, kekeke :D

check it out ^^

Rabu, 23 Juli 2014

Diledek

Ketika kita merasa lebih tinggi dari orang lain, pasti deh ada rasa ingin meledek. benar atau benar? eh itu bukan opsi yang tepat-_-, benar atau salah?

Dan sekarang, setelah pilpres, banyak yang main ledek-ledekkan. (pendukung) yang menang ngeledek (pendukung atau bahkan) yang kalah itu sendiri. Kasihan, diledek.

Yaudahlah, namanya juga hidup. Itu juga udah kebiasaan dari semenjak negara api menyerang. Bukan soal kalah-menang. Kadang eh sering masalah sepele aja dijadiin bahan ledekan. Dan itu just for fun aja. Tapi kadang ada kok yang melebihi just for fun itu, ya kayak di acara lawak itu, apa? pes apa? pes...imis(?) kan pernah kan masuk kasus pencemaran nama baik cuma gara-gara ledekan.

Jadi?
Ngeledek boleh?
Just for fun gitu?
Ah, nggak tahu ah. Yang penting, janganlah ngeledek orang yang lagi 'mentally injured'(?) yang lagi mentally down. Se-fun-fun-nya maksud anda, nggak ada fun-funnya untuk mereka yang lagi bener-bener terluka. So, please lah, biar yang kalah -pilpres- tenang dulu, baru dilanjutin ledek-ledekannya (?)

ps: pak presiden yang baru, mental ledek-ledekan ini perlu direvolusi =))

Ciaooo

Citra PNegari
(dulunya) absen 13 kelas XII IPA 3

Minggu, 20 Juli 2014

Melted [15]



Hai, balik lagi nih tjoyy.
Maaf ya agak lama, galau sbmptn sih haha nggak ding.
Ya, akhir-akhir ini jarang buka word sih, hehe
Udah ah, nih part 15nya :)
Enjoy....

Rabu, 16 Juli 2014

Pada Akhirnya...

Pada Akhirnya, aku ikhlas...
Pada akhirnya, aku kalah...

**
Tenang, entri ini bukan entri galau tapi entri sedih. Apa bedanya? Udah-udah, aku nggak mau sedih. Karena I've told myself not to cry even when I'm lose. Aku juga mengucap ini kok di akhir doaku. Iya, hari ini aku sedih soalnya aku ditolak pt* lewat jalur mereka SN dan SB. Tenang, I will not say a bad word kok T^T karena ya emang nggak ada bad word yang pantes diucapin.

Sedih sih, tapi Life Must Go On, kan? Lagian aku punya hal lain yang udah aku punya bahkan sebelum teman-teman lain lolos sn dan sb. Jadi, aku harusnya bersyukur kan. Aku bahkan udah dapet Sirius bahkan sebelum yg lain dapat. All I have to do now is changing my own perception. Iya, persepsiku udah negatif sama Siriusku, takut ini lah, takut itu lah. Tapi, sentimen itu HARUS dihapus no matter what. Aku percaya Siriusku bakal bersinar paling terang di rasiku.

Pada akhirnya, aku harus terima kenyataan.
Pahit? ditolak dua kali itu sakit.
Tapi, ternyata lebih sakit lagi kalau aku nggak mau bersyukur.

Pada akhirnya, aku masih punya Sirius.
Pada akhirnya...

Minggu, 13 Juli 2014

Melted [14 B]

Nah, kan as I said before.
aku post bagian B nya.
Lagu Sepatu dari Tulus, recommended nih buat menemani membaca. haha,
Enjoy, guys :)

Melted [14 A]

Haloo ^^
ketemu lagi nih ma akika, hihi.
Apa kabar? *basa-basi*
nih, aku bawain sesuatu yang absurd apalagi kalau bukan cerbung aneh ini, wqwq
Udah ah.
Check it out :-D

Rabu, 09 Juli 2014

Selepas Sembilan Juli

Hari ini, 9 Juli 2014. Hari yang akan tertulis di buku sejarah anak sekolahan. Hari ini, pemilihan presiden. Hari yang sudah kita tunggu sejak mmm kapan ya? TBH, aku juga nggak ngerti dari kapan. Ya, pokoknya setelah pendeklarasian masing-masing calon. iya, anggap aja gitu(?). 

Akhirnya, kita sampai di tanggal ini juga ya. Setelah paginya tadi melihat Brazil harus mengurung diri mereka sendiri di rumah setelah kalah super telak dari Jerman. Mulai pukul 07.00-13.00, bagi mereka yang sudah punya hak pilih bisa menyumbangkan 'satu suara'nya pada salah satu calon. Setelah itu? mendadak semua stasiun tv kompak menampilkan hitung cepat. Tentunya dengan lembaga survei yang berbeda dan hasil yang berbeda pula. TV yang berpihak pada nomor 1, memenangkan nomor 1. Dan juga yang memihak nomor 2 pun melakukan hal yang sama. Dan stasiun tv itupun mengklaim hasil surveinya valid. Well, that means we got two presidents for the next 5 years, ugh? Haha. 

Selepas itu? Masing-masing calon menggelar jumpa pers. Menyampaikan rasa terimakasihnya pada masyarakat yang telah memenangkan mereka. Ya, pokoknya begitulah sepanjang hari ini. Oh, ya. Dan yang paling membuat pening, para pendukung yang saling membela dan mencerca capres dukungannya. Mana gitu banyak yang sok tahu, kalau nggak ngerti ya diam saja. Nggak usah berkoar, menuh-menuhin TL aja *sambil ngaca* 

Selepas sembilan Juli.
Kita akan punya presiden dan wakil yang baru. Tak lupa mengingat 9 April yang lalu, anggota dewan kitapun baru, ya sebagian sih. 
Selepas Sembilan Juli
Siapapun yang akhirnya terpilih menjadi presiden nanti, semoga bisa membawa NKRI menjadi lebih baik lagi. Karena kita semua percaya, siapapun presidennya nanti akan melakukan yang terbaik untuk kita semua, untuk negara kita.
Dan untuk beliau-beliau yang akhirnya tidak menjadi presiden. Bapak, tetaplah menjadi orang baik dan lakukanlah juga yang terbaik untuk Indonesia. 
Selepas Sembilan Juli
Semoga kita bisa menerima hasilnya dengan lapang dada seperti yang selalu ditulis di buku PKn, kita harus bisa menerima hasil musyawarah(?) dan menghormatinya.
Selepas Sembilan Juli
semoga tidak ada permusuhan antar siapapun, tidak ada dendam
Selepas Sembilan Juli
Kita sambut lebaran, yayy ;)

Sekian. 
Hormat saya,
Citra Patrianegari

Senin, 07 Juli 2014

What If (Cerpen)

Di balik jendela, Ify termenung. Memandang ke halaman luar rumahnya, mengusir jenuh setelah dua jam belajar kimia. Angin sepoi-sepoi perlahan masuk membelai wajah Ify, membuatnya mengantuk, sekuat tenaga Ify menahan agar kelopak matanya tak tertutup. Namun gagal, perlahan ia menutup matanya. Terbang sebentar ke alam khayal.

What if I give you my smile, are you gonna stay for awhile 

Melted [13]

Halooo :D
I'm back *halah* ini nih part 13 nya, gatau deh. Ini makin absurd dan kayaknya gabisa end di 15 T^T
why melted why. Yaudah yuk, cekidottt :3

Senin, 30 Juni 2014

Melted [12]

Assalamu'alaikum :)
Hai, ketemu lagi sama aku. Aku punya part 12 nya nih, siapa yang mau? hihi *apaan sih*
Oiya, sebelumnya. Marhaban ya Ramadhan. Selamat berpuasa bagi teman-teman yang menjalankan, hihi :3

Oke, langsung aja ya. cekidot.. ^^


Selasa, 24 Juni 2014

Melted [11]

Halooww :*

 

Hari ini spesial lohh. karena apa? Karena hari ini ulang tahunnya Juniel dan Junio, yaaay *heboh* ulang taun imaginary tentunya.

Nah, sebagai hadiah buat mereka sebenernya aku pengen post cerita ini sampai selesai hari ini tapi kenyataannya ceritanya belum kelar, #sorrynotsorry.
Jadi, sebagai gantinya, I wish they get happy end in this story. And I hope they won't have frozen heart(?) anymore.

Ok, so? here is the 11/15 (Hopefully it really ends in 15)
Enjoy, Fellas :)

Sabtu, 21 Juni 2014

Melted [10]

Hallooo, Melted stalkers *eh*
Kembali nih dengan cerita yang unyu-unyu (?) ini, haha.
Ada yang penasaran sama kelanjutannya gak? wk.
Oke, cukup basa-basinya.

Ini, part 10nya.
Monggo....
Happy reading, Fellas :)

Jumat, 13 Juni 2014

Melted [9]

disini, mau menyelesaikan masalahnya Tasia eh I mean Via. Maaf kalau rada drama atau drama banget malahan -__- it's because children nowadays are doing so much drama :/

check it out, Fellas :3

Kamis, 12 Juni 2014

Melted [8]

Haiii :)
Sebelumnya maaf ya baru bisa posting *berasa ada yang baca*
Sebenernya part ini udah selesai hampir setengah bulan yang lalu tapi baru sempet ngepost, xoxo
Udah ah, cekidott
:))

Kamis, 29 Mei 2014

Untukmu, Ify...

Tuhan, jaga dia. Kirimkanlah teman-teman yang baik untuknya.
Tuhan, tolong ingatkan dia agar tak lupa denganku. Tuhan, jaga dia. Aku menyayanginya, Tuhan. Sungguh, jagalah sahabatku karena aku tahu seumur hidup, aku tidak akan selalu dengannya. Tuhan, kabulkan permohonanku ini... - Shilla kepada Ify.

Selasa, 27 Mei 2014

Melted [7]

Hai, posting ah. Daripada galau *kemudian hujan JetZ*
Here is part 7. Saya rasa agak panjang, maaf ya kalau postingan sebelum-sebelumnya pendek karena aku ngefans raditya dika *loh*

Check this out :D



PART 7

Jumat, 16 Mei 2014

Finding YOU

Ini hanya cerita sederhana, bagaimana sebuah potret yang jatuh di lantai bisa membawanya pada gadis yang akhirnya ia sukai. Bagaimana sebuah potret itu membawanya untuk menemukannya.
 []

Melted [6]

habis TO nih. meler lagi, hufftt.
I'm trying ma best here. Hihi, luvv
Enjoy get lost here and enjoy the story, Pals :3


Kamis, 15 Mei 2014

Melted [5]

Aku baru nyadar kalo posting ini per part nya pendek, hehehe
Udah ah, ini part 5nya
Terimakasih sudah terdampar disini

Rabu, 14 Mei 2014

Melted [4]

Haloo. Ini part 4. Ya, nggak ada yang nunggu sih. tapi nggak apalah...

Enjoyy...




Aku akan bilang iya…

              

Sabtu, 10 Mei 2014

Saatnya Pindah Rumah

Halo :) Karena setelah membaca buku pinjaman dari Asti, aku kepikiran nulis ini. Iseng sih. Sekalian belajar untuk 'pindah rumah' hehehe.
Enjoyyy!! :))


"Bukan rumah namanya kalau lo ngerasa nggak nyaman buat ngapain aja. Lo ngerti kan Fy maksud gue. He's definitely not your home,"

Kamis, 08 Mei 2014

Melted [3]

hoy. here is part 3 :))
Semoga ada yang baca dan ada yang komen plis plis o:)



PART 3
                Sudah satu jam Rio mondar-mandir di kamarnya. Pikirannya hanya tertuju pada satu hal. Bagaimana ia bisa dekat dengan gadis yang disukainya. Pribadi dinginnya jelas menjadi penghalang utamanya. Rio tidak mungkin mengejarnya dengan intens,, karena itu bukan style Rio. Menjadi secret admirer? Tidak, itu bukan ide bagus. Juniel pasti akan tahu, dan itu namanya bukan ‘secret’ lagi. Pacaran? Mmmm, patut dicoba, batin Rio. Ya mungkin dengan begitu, ia akan lebih mudah dekat dengan pujaan hatinya.
               

Sabtu, 03 Mei 2014

Melted [2]

Hello. I guess no one has found this 'lost treasure' keke. But, nope. I'll post the second part, hihi :3

Here it is, enjoyy!!



PART 2
                Sivia memasuki kelasnya dengan wajah dingin yang biasa ia perlihatkan. Seperti biasanya pula, ia melangkah ke baris ketiga di dekat jendela. Wajah dingin Via begitu saja mengeras, meja itu sudah ditempati orang lain.
                “Siapa yang duduk disini?” tanyanya dingin. Seisi kelas yang jarang mendengar Via bicara, menoleh ke arah gadis itu dengan pandangan takut. Sivia berdecak pelan karena tak mendapat jawaban.
               

Jumat, 02 Mei 2014

Melted [1]

Halo...
Karena absen di bulan April setelah Ujian Internasional yang absurd dan sesuai SKL tapi jauh dari apa yang saya pelajari *oke, nggak usah dibahas* aku mau membuat blog ini berisi dan gemuk(?) dengan (rencananya sih) cerbung. Semoga muncul di pencarian Google. semoga ada yang baca, biar ada yang ngritik gitu. Amiin...




Melted
Main Characters: Alyssa Saufi (Ify), Junio Tesla(Rio), Tiara Shilla(Shilla), Alvin Johara(Alvin), Juniel Tesla(Iyel), Sivia Tasia (Sivia).
Genre                    : Romance, fluff, friendship, a bit humor *ini ngarang ya beneran deh, nggak tahu genre*
Author                  : Citra Pat

Kamis, 13 Maret 2014

No Tittle

Tidak
Dia tidak akan melupakanmu, percayalah
Aku.. ragu
Percayalah, dia tidak akan lupa
Aku menggeleng, aku takut

Kamis, 27 Februari 2014

18



When I’m 18.
Ketika aku 18 tahun. Hari itu hari sabtu, Februari yang ke 18 dalam hidupku, hari itu aku aku menginjakkan usia pada angka 18. Ketika aku 18, aku meminta kepada Allah agar selalu melindungiku dalam setiap langkah yang ku ambil, menjaga mereka yang kusayangi, aku meminta agar aku diberi kekuatan dalam setiap ujian yang Allah berikan. Aku juga berharap, aku semakin dewasa. Aku berdoa agar ujianku dan juga teman-temanku lancer , sukses, dan kami mendapatkan hasil yang sesuai. Dan di usiaku yang ke 18 aku berharap, aku bisa terus menulis seterusnya.

Jumat, 21 Februari 2014

Aku Rapopo

halo. aku mau posting di hari terakhir aku berumur 17 nih :')
baca dan cermati paragraf di bawah ini ya ;*

Aku Rapopo

Well, sak durunge pernah nggak kalian liat gambar dibawah ini:

Kamis, 13 Februari 2014

Cokelat~



"Terimakasih, ini belanjaannya kakak," ujar pramuniaga itu riang. Rio hanya mengangguk lalu segera meninggalkan mini market itu.
Rio menstarter motornya, melaju menuju kembali ke sekolah. Sesampainya disana, ia raih bungkusan plastik yang berisi 'belanjaan'nya tadi. Pemuda itu tersenyum geli menatap dua batang cokelat yang dibelinya. Ia hanya iseng mengambilnya karena tengsin kalau harus keluar dari mini market dengan tangan hampa. 

Rabu, 12 Februari 2014

Gamang

Dan aku terus berjalan
Menggenggam sejumput harapan
Dan belum sampai aku di tujuan
Ombak itu datang
Berupa mereka yang menceritakan kenyataan
Membuat langkahku perlahan tertahan
Harus aku ikuti kenyataan?
Atau harus aku hidupkan impian

Citra PNegari/XII IPA 3/13

Minggu, 02 Februari 2014

Pada Sebuah Bus (Sajak yang Ditinggalkan)

Bus, aku menunggumu
Tapi kau meninggalkanku
Bus, aku menunggumu
Tapi kau sudah sesak penuh
Bus, aku menunggumu
Aku tahu kau sudah berlalu
Sudah tidak lewat lagi
Tapi, aku menunggumu

Citra PNegari/ XII IPA 3/ 13

Selasa, 14 Januari 2014

Radio

Halooo.......... :|
Ingin membawa sesuatu yang absurd ke blog ini (lagi)
Karena kemarin tidak ikut bimbel karena tidak ada teduh di antara hujan *ini apa* jadi deh ngebuat cerpen absurd ini. 
As usual, RiFy Couple. 
Kay, Check this out. Luvv <3

            “Request dong, guys! Masih Ify tunggu nih di 143.6, NGR FM,”
            Klik. Begitu mendengar cicit penyiar radio itu, Rio segera mematikan radionya. Suara nyaring dan riang milik gadis itu sebenarnya yang ingin ia dengar setiap saat. Tapi, entah dengan alasan apa, mendengar suaranya sekarang terasa menyiksa untuk Rio.
           
 

Cerita Fufu Fafa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang