Halooo.......... :|
Ingin membawa sesuatu yang absurd ke blog ini (lagi)
Karena kemarin tidak ikut bimbel karena tidak ada teduh di antara hujan *ini apa* jadi deh ngebuat cerpen absurd ini.
As usual, RiFy Couple.
Kay, Check this out. Luvv <3
“Request
dong, guys! Masih Ify tunggu nih di 143.6, NGR FM,”
Klik.
Begitu mendengar cicit penyiar radio itu, Rio segera mematikan radionya. Suara
nyaring dan riang milik gadis itu sebenarnya yang ingin ia dengar setiap saat.
Tapi, entah dengan alasan apa, mendengar suaranya sekarang terasa menyiksa
untuk Rio.
Aku masih ingat hari itu. Hari itu hujan, hujan bulan Januari.
Rio
menembus hujan di suatu sore di bulan Januari. Dengan motornya, ia membelah
jalanan kota. Di antara ratusan kendaraan yang memadati jalan, Rio berharap
bisa segera sampai di tujuannya, Stasiun radio yang cukup terkenal di pinggir
kota.
Tiga
puluh menit berkendara, Rio pun tiba di NGR FM. Pemuda jangkung itu memarkir
motornya dan segera bergegas masuk agar ia tak basah kuyup. Rio celingukan
begitu masuk, lobinya sepi sekali. Tapi begitu mendapati meja resepsionis, Rio
tersenyum tipis.
“Permisi,”
sapanya sopan.
Duk
“Eh,
iya. Aduh,” jawab seorang gadis sambil memegangi kepalanya yang tidak sengaja
menyundul meja. Rio sedikit tersentak mendapati gadis itu menyembul dari bawah,
kepentok lagi.
“Nyari
resepsionis ya, Mas? Duh, bentar ya mbak Dea baru keluar bentar. Tunggu dulu,
ya Mas bentar lagi paling,” jelas gadis itu yang masih memegangi kepalanya. Rio
mengangguk lalu duduk di kursi di depan meja resepsionis.
“Mbak
Dea mana sih?” gerutu gadis itu.
“Nyusahin
aja. Tadi, katanya bentar. Ini mah lama banget,” gerutunya lagi sambil manyun. Rio
hanya menatap gadis itu bingung lalu meraih handphonenya, siapa tahu ada wifi,
batinnya.
“Menang
kuis ya, Mas?” tanya gadis itu, membuat Rio mengalihkan pandangannya dari layar
handphone. Rio mengangguk.
“Rio
aja,” ujarnya, jujur ia tidak nyaman dipanggil ‘mas’. Ify mengangguk mengerti.
“Ify,”
balasnya sambil tersenyum manis. Senyuman yang hingga kini selalu Rio ingat.
Kalau bukan
karena kuis itu, aku tidak akan pernah tahu siapa nama gadis pemilik senyum
itu.
Rio
termangu menatap titik jauh di hadapannya. Sayup-sayup suara radio ditangkap
indra pendengarnya. Seolah terhipnotis, Rio bergegas mendekati sumber suara.
Rio berhenti di ruang tengah, asal suara itu. Dan mendapati abangnya, Gabriel
tengah tiduran sambil menyalakan radio keras-keras.
“Berisik,”
gerutu Rio sambil mendekati radio. Gabriel mendongak mendengar gerutuan Rio dan
hanya menatapnya dengan kata ‘masbulo?’ tercetak di wajahnya.
Klek.
Rio mematikan tombol power radionya lalu menyabut saklar radio. Membuat Gabriel
ternganga oleh aksinya.
“Lo
kalo sebel sama penyiar radionya ya sama penyiarnya aja. Nggak usah sensi sama
radionya juga,” damprat Gabriel. Rio hanya diam lalu memosisikan diri di
samping abangnya.
Aku tidak
membencinya. Karena berulang kali aku coba, aku tetap bisa memakluminya.
Semenjak
mengambil hadiah dari kuis itu, Rio jadi sering mendengarkan NGR FM. Lebih sering
dari biasanya, bahkan pemuda itu jadi lebih suka radio tua milik Ayahnya
daripada TVnya.
“Masih
bersama Ify Alyssa di segment Indonesia aja.” Sapa penyiar itu riang.
“Kamu
masih bisa request lagu indo favorit kamu via line sms,082222111143 atau di fan
page The NGR FM dan twitter di @NGRFM. Kalau mau streaming juga bisa di triple
double U dot ngr-stream dot com. Oke, now back to the song, dari penyanyi cilik
yang kini sudah beranjak dewasa, Sherina with Cinta Pertama dan Terakhir, stay
tune,” cicit Ify tanpa jeda memukau Rio yang mendengarnya dari jarang puluhan
Km.
Suara
khas Ify membuat Rio benar-benar terpana. Gadis manis bersuara cempreng, gadis
berdagu tirus itu menawan hatinya saat ia tersenyum dan bilang ‘Hati-hati, Rio.
Jangan lupa main kesini,’ Sederhana memang, Rio juga yakin Ify pasti bilang
begitu pada mereka yang datang ke radio itu. Tapi entah dengan magis apa, ia
merasa istimewa. Itu saja.
Aku percaya
setiap kata pasti punya makna. Begitu pula katamu, aku tahu sederhana, tapi
dalam maknanya
Anganku terbang oleh angin
Rio
menghela nafasnya berat di sebelah Gabirel. Mata elangnya memandang radionya
putus asa. Jujur, ia rindu Ify. Tapi, ia sadar, ia bukan siapa-siapa, hanya
orang asing yang menyayangi gadis itu dengan sederhana. Pendengar radio yang
kecewa kenapa perasaannya tak bisa tersampaikan pada penyiar radio
kesayangannya.
“Lo
pernah deket sama dia?” tanya Gabriel tiba-tiba, memecah keheningan di antara
Rio dan dia. Rio menggeleng lemah, tidak pernah dekat. Sama sekali.
“Kalau
gitu, jangan gegabah mengartikan cinta,” nasihat Gabriel sambil menepuk bahu
adiknya. Rio diam, mencerna kalimat Gabriel pelan-pelan.
Kalau bukan cinta ini namanya apa?
Kalau bukan cinta kenapa setiap
malam ia merindu?
Kalau bukan cinta kenapa hanya Ify
yang memenuhi isi hatinya?
"Ya, request terakhir dari... Rio. Wah, jangan-jangan ini yang menang kuis dulu itu. Halo, Rio," cicit Ify riang. Di depan radionya, Rio tersenyum tipis.
"Mau request lagu Radio dari Sheila On 7. Buat dia yang selalu ada di dalam doa. Buat dia yang diam-diam membuat bahagia lewat gelombang radio, cieee. siapa nih Rio?" lanjut Ify masih dengan nada riang. Sementara, Rio kini memasang senyum yang bertambah lebar.
"Buat dia, Ify Alyssa. Penyiar yang suaranya sedang menggema di seluruh kota. Lewat radio, aku sampaikan kerinduan yang lama terpendam, He?" Ify kedengaran kikuk di jauh sana.
"I miss you, Ify," lanjutnya lirih lalu tenggelam oleh intro lagu Radio yang menyampaikan salam Rio untuknya.
Lewat radio, aku sampaikan kerinduan yang lama terpendam.......
*
Nah, gaje kan?
Ada yang bingung sama alurnya, nah yang bingung komen dong. Luvv
RFM? Dare to be selaw :)
0 komentar:
Posting Komentar
Bukan cuma juri Idol yang bisa, kamu juga bisa komen :3