Rabu, 04 April 2012

Arti Sahabat


Sebuah cerita yang semoga bisa menghibur siapa yang membacanya

*
Kamu tidak akan pernah merasa memiliki sebelum kamu kehilangan.
Kamu tidak akan pernah sakit kalau belum terluka
Kamu tidak akan tau tinggal kalau terus pergi
Dan kamu tidak akan pernah tau arti dia yang selalu ada di sampingmu setelah ia melangkah di depanmu atau di belakangmu
Apa kamu akan diam dan tidak akan pernah sakit, tau, memiliki atau tau artinya ?
Ini aku , Anora. Akan ku beri tau sedikit ceritaku dan sahabatku, Danish.
Kenapa ? Karna ia yang memberi tauku semuanya. Membuatku tau, apa arti sahabat.

*


Dalam gulita tiada yang ia lihat, ia tak tahu kemana harus melangkah. Gelap,hampa.  itu saja yang dia rasa. Dan di saat tangan kecil itu membimbingnya, menuntunnya keluar dari gulita ia membiarkannya. Ia membiarkan tangan-tangan kecil itu menariknya dari gulita, membiarkan tangan-tangan kecil itu menuntunnya, membantunya untuk melangkah, dan ia membiarkan tangan-tangan kecil itu menulis kisah dan memberi warna dalam hidupnya. Karena ia tahu siapa pemilik tangan kecil itu, malaikat dari Tuhan yang bernama sahabat.
*
Ayunan tua itu berderit-derit tertiup angin, perosotan biru yang warnanya sudah mulai luntur itu masih tetap berdiri kokoh. Jungkat-jungkitnya juga masih sama. Semuanya sama, kecuali warnanya yang mulai luntur dan karat-karat disana-sini. Gadis itu melangkah menuju ayunan, duduk disana dan berayun. Bukan hanya dirinya yang berayun, angannya juga berayun, melayang ke masa kecilnya. Gadis itu ingat sekali di tempat itulah ia bertemu dengan Anora, sahabatnya.
“Danish,” panggil suara khas di seberang taman bermain itu. Danish menoleh, ia hapal betul siapa pemilik suara itu, siapa lagi kalau bukan Anora.
“Apa ? ada yang baru ?” Tanya Danish sambil kembali berayun. Anora meraih pegangan ayunan Danish dan menghentikannya.
“Gue mau ngomong sama lo,” ujar Anora sedikit sebal.
“Kan lo juga masih bisa ngomong kan selagi gue main ayunan,” Danish ngotot ingin berayun.
“Ini penting, ga mau lah gue ngomong disini,” balas Anora semakin sebal. Danish diam, tidak mendebat Anora lagi kemudian beranjak dari ayunannya. Anora tersenyum menang kemudian menarik lengan Danish meninggalkan taman itu naik sepedanya.
*
Kedai es krim itu tampak lengang, hanya ada Anora dan Danish serta beberapa pengunjung lain yang sibuk dengan es krim masing-masing,
“Kok lo bisa tahu kalo gue ada di taman?” Tanya Danish basa-basi.
“helllooo? Danish ? kita udah sahabatan dari kita masih TK ya pasti gue tau kapan dan dimana elo setiap jamnya,” gerutu Anora. Danish menyengir lebar .
“Dan, gue sedih. Gue banyak masalah akhir-akhir ini,” ucap Anora sedih. Danish mengernyit, “Apa? Lo bisa ceritai ke gue kok ra,” ujarnya menghibur.
“ya, banyaklah. Bokap-nyokap sibuk terus jadinya gue dijadiin pelampiasan dimarah-marahin melulu. Terus lagi tuh, si Radit akhir-akhir ini nyuekin gue mulu, pacarnya bukan sih gue ini sebenernya, huh,” Anora bercerita dengan sedikit sebal.
“Wajar sih kalo bonyok lu marah-marah terus kan mereka capek,” balas Danish
“capek istirahat bukannya marah-marah,” gerutu Anora.
“ya lo bilang aja ke merka beres kan?” saran Danish sambil menyeruput es krimnya.
“iya juga ya. Nah, kalo si radit gimana noh?”
“lo di cuekin? Cuekin balik aja,” balas Danish sambil tertawa kecil . Anora menoyor Danish seketika. Dan tawa Danish semakin mengeras. Tawanya yang lucu membuat anora ikut tertawa. Keduanya pun larut dalam tawa. Karena itulah sahabat, selalu mampu melarutkan dukamu menjadi tawa.
*
Bagaimanapun usaha mu untuk menghentikannya tidak akan pernah menghentikannya.
Dan bagaimanapun usahamu untuk mengulangnya dia juga tidak akan pernah terulang. Ya, itu waktu. Waktu yang terus bergulir tanpa mau berhenti dan tanpa mau di ulang.
Satu semester tak terasa telah dilewati Anora dan Danish. Dan semuanya baik-baik saja. Sama saat semester waktu SD maupun waktu SMP. Anora tetap Anora yang Danish kenal dan Danish tetap Danish yang Anora kenal. Keduanya masih saling mengerti satu sama lain, tidak berubah. Awal semester keduanya di SMA terasa berbeda bagi Danish. Entah hanya  perasaannya atau mengkin benar faktanya kalau Anora sedikit banyak berubah. Tapi, perasaan itu ditepisnya. ‘Anora tetap Anora yang Danish kenal dulu, sekarang, dan seterusnya’
Setiap tahun , setiap kelas mereka selalu duduk 1 meja. Bosan? Tidak, mereka tidak bosan. Kenapa ? karena mereka adalah sahabat. Danish mencatat materi yang diberikan guru kimia dengan seksama . Guru kimia memang sudah keluar dari kelas Danish beberapa menit yang lalu tapi Danishs belum juga menyelesaikan catatannya. Jam pelajaran kelasnya sekarang bahasa inggris namun dewi fortuna sepertinya sedang berada di kelas mereka jam kali ini kosong.
“Ra, perpus yuk ?” ajak Danish.
“Enggak ah, males gue. Gue mau disini aja,” tolak Anora. Danish mengedikan bahunya lalu meninggalkan Anora.
*
Perpustakaan selalu sepi, sesepi hati Danish saat ini sudah beberapa minggu terakhir ini Anora tidak disamping Danish. Memang sih, Anora masih tetap duduk disamping Danish dari kelas dimulai sampai kelas berakhir. Tapi Danish rasa Anora yang duduk disampingnya bukan Anora sahabatnya, entah dia itu Anora siapa yang jelas bagi Danish dia bukan Anora.
Riuh tiba-tiba memenuhi perpustakaan. Suara beberapa siswi yang heboh mengisi daftar pengunjung . Dari suara-suara yang ia dengar. Danish tau salah satu pemilik suara itu adalah Anora.
“Tadi katanya males kok sekarang kesini ?” Tanya Danish ketika ia mendapati Anora duduk di dekat bangkunya duduk.
“Di ajak Delia,” Jawab Anora pendek. Danish diam kembali membaca. Kemudian dia berpura-pura tidak peduli akan Anora. Gelak tawa Anora dan Delia mengganggu konsentrasi Danish. Tawa mereka yang tulus mengguncang Danish. Tawa yang seharusnya menghiasi kisah Danish dan Anora bukan Delia dan Anora. Danish beranjak dari duduknya. Anora tercengang. Danish tak peduli, gadis cantik itu meninggalkan perpustakaan dengan sebal.
*
Danish berteriak, merutuki Delia dan Anora. Mata Danish memanas butiran air mata pun jatuh di kedua pipinya.Sesaat kemudian ia berpikir lagi. Bukan , ini bukan salah delia,’ teriaknya dalam hati. ‘ini juga bukan salah Anora,’ Ini semua salahku, aku terlalu egois. Batin Danish menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi saat ini. Danish harusnya tidak bersikap seperti anak kecil, Anora bilang Delia sedang dalam keadaan tertekan dan dia tidak punya teman berbagi itu sebabnya Anora dekat dengan Delia saat ini untuk membangkitkan semangat delia agar delia tidak sedih lagi.
“masa Danish nggak mau liat orang lain seneng, Anora deket sama Delia buat bangkitin dia lagi. Danish tetep sahabat Anora kok,” perkataan Anora seminggu yang lalu masih menempel kuat di benak Danish, Danish percaya Anora. Danish tersenyum mantap kemudian. Danish dan Anora adalah sahabat, selamanya.
*
Jangan janji-janji terus aku tak mau kau bohong (vierra – kesepian)
Pandangan Danish tidak terlepas dari jam tangan dan handphonenya, berulang kali 2 bola mata indah itu melirik dan memelototi kedua objek itu. Danish mondar-mandir kebingungan sambil terus melihat jam. Drrttt.. HPnya bergetar , 1 pesan ringkas dari Anora. Danish membacanya, Anora belum pulang. Gadis itu tersenyum datar.
‘mungkin dia lagi di jalan,’ pikir Danish.
1 jam berselang. Tidak ada pesan masuk dari Anora, Danish semakin gelisah. Danish dan Anora sudah berjanji akan mengerjakan tugas bersama di rumah Anora. Danish bisa-bisa saja sekarang melesat ke rumah Anora, tapi kalau Anora tidak ada ? Karena itulah, ia menunggu Anora pulang mengantar Grace teman sekelasnya yang sakit.
Danish kembali meneror Anora dengan pesan singkat, tapi nihil tidak ada 1 pun yang dibalas Anora. Danish kesal, sangat kesal. Dengan pikiran jengkel, ia memutuskan mengerjakan tugasnya sendiri, TANPA ANORA!
Setengah jam Danish mengerjakan. Handphonenya bergetar. Anora.
Sender : Anora
Danish, maaf :(kita nggak jadi kerja kelompok aku ngebantuin kelompok lidya maaf banget yaaa :(jangan marah ya :)
Begitu isi pesan singkat anora. Danish mendengus, ia memilih tidak membalas pesan Anora. Bagaimana bisa Anora meminta Danish untuk memaafkannya atas apa yang Anora selama bulan-bulan ini. Mencampakkan Danish. Jarang punya waktu Danish, tapi untuk Delia semuanya ada. Apa Anora sudah bosan berteman –bersahabat dengan Danish ? Kadang Danish benci dengan fakta bahwa selama apa kita berteman atau bersahabat bisa tergerus dengan datangnya teman baru.
*
Tiada sapa diantara keduanya. Ego sudah terlalu banyak bicara. Sunyi, hanya sunyi yang di rasa keduanya. Berubah. Dia berubah. Tidak ! semuanya berubah, entah dirinya , sahabatnya atau mereka berdua sama-sama berubah.
Cahaya mentari sore menerpa rambut gadis ini. Ia mengayun pelan di atas ayunan, tangan kanannya memegang secarik kertas. Kaki-kakinya menjejak bumi yang tidak bersalah, batinnya menjerit. Sudah berjam-jam ia menunggu. Menunggu sahabatnya, Anora.
Derap langkah memasuki taman itu, Danish mendongak. Anora, sosok yang di tunggunya akhirnya datang.
“gue kira lo nggak bakal dateng,” ujar Danish dingin. Anora tidak berkata apapun. Danish memberikan secarik kertas yang tadi di genggamnya. Anora tertegun, gadis itu menerima kertas Danish dengan kikuk. “umm, sorry dan . Gue lupa bawa kertas refleksi buat lo,” ujar anora , merasa bersalah. Danish mengangguk.
“boleh gue baca ini sendiri? Tanpa lo yang harusnya juga baca kertas dari gue?” Tanya Anora. Lagi-lagi Danish hanya mengangguk. Danish lalu berdiri, “gue pulang duluan ya . udah ada janji sama mama, maaf nggak bisa nemenin kamu baca,” ujar Danish dingin sambil melangkah pergi.
Anora melongo menatap punggung Danish yang semakin menjauhinya. Gadis cantik berambut panjang itu kemudian membaca kertas dari Danish
Untuk Anora, sahabatku dulu, sekarang, dan aku harap selamanya
Apa kabar Anora ? hehe, aku merasa aku adalah sahabat yang buruk karena aku harus menanyakan kabarmu terlebih dulu harusnya aku tidak perlu bertanya karena aku pasti tahu keadaanmu. Tapi anora, sekarang beda. Untuk tahu kabarmu saja sulit. Kamu jauh sekarang :(
Anora, gimana delia ? dia udah bisa cheer up lagi belum? Kok dia ngambil kamu dari aku lama banget , aku kan kangen Anora sahabatku :(
Anora, kamu tahu nggak ? Aku kadang ngerasa egois aku bĂȘte kalo kamu temenan sama yang lain. Hehe, tapi sekarang aku sadar ra. Aku ga boleh ngatur-ngatur kamu . Itu pilihan kamu mau temenan sama siapa ajar ra. Tapi , kamu harus inget jangan lupain aku.
Anora, aku kangen kamu yang dulu selalu ada buat aku, yang selalu dengerin ceritaku. Anora yang selalu cerita ke Danish , anora yang suka ngejailin Danish. Pokoknya Danish kangen Anora.
Anora, aku tau dia –Delia lebih ngebutuhin kamu daripada aku, tapi disini aku juga butuh kamu.
Anora kamu berubah, berubah drastis :(
Anora, kamu sahabatku seterusnya akan terus begitu. Jangan berubah ya, Aku sayang kamu Anora.
Sahabatmu,
Danish
Nb: Apa aku perlu depresi biar kamu mau jadi sahabatku lagi?
Air mata anora mengalir deras membaca surat Danish. Setiap kata yang Danish tulis benar-benar luapan emosi dan perasaan Danish yang akhir-akhir ini jarang Anora tau. Anora menyesal, menyesal. Tapi tidak ada gunanya. Anora sudah banyak berbuat salah akan Danish, Danish sahabatnya. Sahabatnya yang selalu ada untuknya, yang selalu ia hiraukan. Danish, sahabat yang selalu menunggu, menunggu Anora menepati janjinya. Danish, sahabat yang selalu bersabar untuk Anora. Danish, sahabat yang selalu memaafkan segala kesalahan Anora.
Tangis Anora makin menjadi. Anora sudah dengan bodoh melepas sahabatnya pergi hanya untuk seorang teman. Batin anora terkoyak. Tangisnya semakin menjadi-jadi tapi tidak ada Danish, Danish yang selalu menenangkannya.
*
Ketika semuanya sudah berakhir dan tidak akan bisa diperbaiki. Cobalah untuk memulai awal yang baru.
Sinar matahari mulai meninggi. Sepoi angin kering menerpa gadis berlesung pipi itu. Kakinya mengayuh sepedanya lebih cepat menuju taman. Taman tempat segalanya di mulai, tempat ia menemukan seseorang yang akhirnya ia sadari adalah sahabat sejatinya. Semuanya kembali seperti semula. Danish berayun anggun di atas ayunan kesayangannya dan Anora merengek menarik-narik Danish untuk turun dan mendengar ceritanya. Dan Danish selalu tidak keberatan untuk berhenti dan mendengar Anora. Dan Anora berjanji tidak akan mencampakan atau melupakan Danish.
Janji-janji kembali terikrar
Bukti menunggu untuk di tebus
Segala duka larut lagi dalam tawa
Mengapa ? Karena kita sahabat selamanya.
*
Hahaha, akhirnya bisa bikin cerita pendek. 
Maaf kalo agak aneh atau apalah .masih amatir, wkwkwk :D
Sukoharjo, 4 April 2012
Citra Patrianegari

0 komentar:

Posting Komentar

Bukan cuma juri Idol yang bisa, kamu juga bisa komen :3

 

Cerita Fufu Fafa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang