Minggu, 03 November 2013

Drabble: Lost

Di antara ketidakpastian, aku meraba.
Di tengah-tengah keraguan, aku bertahan.
Di luar kenyataan, aku berharap.
Namun faktanya, aku kalah.



    Gadis itu sibuk mengatur nafasnya, latian saxophonenya begitu menguras tenaganya. Gadis itu memandang pantulan wajahnya di kaca besar studio musik tempatnya menimba ilmu musik. Wajahnya kuyu dan lelah namun tetap ayu di balut pancaran semangatnya. Ify meraih saxophonenya lagi, bersiap meniup namun baru saja ia akan meniupnya suara baritone itu meneriakinya lagi.
    "Lo main piano aja, deh fyyy!" teriak Rio -pemilik suara itu- sebal. Ify menoleh ke arahnya dan menggeleng pelan.
    "Plis, lo jadi partner gue. Ya, ya, ya," pinta Rio pada Ify dengan tampang memelas. Ify menggeleng.
    "Kenapa sih fy?" tanya Rio menggugat. Ify menghela nafasnya. 'karena aku sudah kalah dan sudah lelah,' batinnya. Tanpa menghiraukan Rio, gadis itu melanjutkan latihan saxophone-nya. Rio membuang nafasnya kasar, lalu memperhatikan gadis tirus yang sibuk meniup saxophone seolah dia tak ada di sana. Memperhatikan pipi Ify yang kembang kempis meniup saxophone.
    "Kenapa lagunya soundtrack Up sih?" protes Rio begitu Ify mengakhiri latihannya. Ify tidak menjawab, malah sibuk merapikan partitur nada serta saxophone-nya. Rio tertegun, Ify tidak seperti yang ia kenal. Ia kini lebih banyak diam.
    "Rio," panggil Ify pelan, membuyarkan pikiran Rio tentangnya.
    "Aku selalu ingin bermain piano denganmu," lanjutnya perlahan, Rio sumringah.
    "Tapi, aku sadar. Itu akan sangat bodoh," Rio terdiam mendengarnya.
    "Aku hanya nggak bisa jauh dari kamu dan saat itu juga aku nggak bisa deket sama kamu," Ify melanjutkan perkataannya dengan nada getir.
    "Aku sudah kalah. Perasaanku dikalahkan kenyataan Rio," lanjut Ify dengan pipi mulai basah.
    Rio mematung disana. Memandang gadis itu bersalah.
    "It's not your fault. I hope you're happy with her," ujar Ify sambil menyeka air matanya.
    "Aku pergi dulu ya, Rio," pamitnya sambil melengkungkan senyum di wajah ayunya. Rio hanya mengangguk. Bodoh, rutuknya.
    'Ify, jangan pergi,' batin Rio sedih.

0 komentar:

Posting Komentar

Bukan cuma juri Idol yang bisa, kamu juga bisa komen :3

 

Cerita Fufu Fafa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang