Jumat, 16 Mei 2014

Finding YOU

Ini hanya cerita sederhana, bagaimana sebuah potret yang jatuh di lantai bisa membawanya pada gadis yang akhirnya ia sukai. Bagaimana sebuah potret itu membawanya untuk menemukannya.
 []
Rio sudah mengitari pelataran sebuah pusat perbelanjaan 2 kali. Pemuda jangkung itu ngos-ngosan, iyalah siapa coba yang tidak capek kalau harus berlari memutari sebuah mall yang luasnya berapa hektare. Rio menyandarkan dirinya di sebuah mobil untuk beristirahat sebentar.

drrrttt....drrrttt....
Handphone Rio berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk.
Sender: Gabriel Stev
Bro, dimana? ini udah pada nungguin lo. cepetan!

Huh. Rio mendengus pelan lalu berjalan menuju ke pintu masuk mall. Rio kemudian merogoh saku celananya. Ada sebuah foto disana. Foto seorang gadis, entah siapa Rio juga tidak kenal. Pemuda itu menemukannya tadi terjatuh di parkiran luar Mall. Dan 2 kali lari berputar mengitari mall juga tidak membuahkan hasil menemukan gadis dalam foto itu.

"Siapa ya kira-kira ini cewek," pikir Rio.

"Woy, Rio. Sini woy, mau kemana lo?" teriak Gabriel sambil melambai-lambai pada Rio. Rio tersenyum innocent dan segera menghampiri Gabriel.
"Mana? Lo bilang pada nungguin disini, ini nggak ada orang tau," protes Rio pada Gabriel.
"Udah, deh. Nggak usah bawel, kayak perawan lo. Semuanya udah pada jalan duluan, lo sih kelamaan," jelas Gabriel tak sabar. Rio hanya nyengir lebar menunjukkan giginya yang gingsul, manis.
"Udah yuk jalan sekarang," ajak Gabriel kemudian. Rio mengangguk lalu memasukkan foto tadi di sakunya.
"Eh, foto siapa tuh yo?" tanya Gabriel kepo.
"Mau tau banget urusan orang sih, udah nggak usah banyak tanya buruan jalan," gerutu Rio sambil berjalan mendahului Gabriel. Gabriel hanya menatap heran pada saudara sepupunya itu, aneh sekali gelagatnya. 

Rio menyusuri mall menuju ke tempat Gabriel dan teman-teman 1 bandnya manggung. Ya, Rio sebenernya enggan ikut, namun mengingat bahwa Gabriel adalah sepupunya yang paling baik dan dekat dengannya serta ini merupakan penampilan pertama Waittee -band gabriel- Rio rela datang untuk menjadi penonton. Hitung-hitung latian jadi manajer, ujarnya tadi pada Gabriel yang tentunya hanya sebuah candaan. 

Akhirnya, Rio sampai di panggung yang cukup besar untuk sebuah acara amal. 
"Bro, kita tampilnya 15 menit lagi. Lo jangan ngelayap, gue ke backstage dulu. Lo duduk manis aja disitu," perintah Gabriel lalu meninggalkan Rio yang hanya pasrah dan duduk diantara kursi yang disediakan untuk penonton. Iseng, Rio merogoh sakunya. Mengeluarkan foto gadis misterius itu. 

'Hi, don't you want to find me?' seolah-olah gadis itu berujar pada Rio. Rio segera mengerjap, bangun dari halusinasinya. Dan ketika pemuda itu melihat potret gadis itu lagi, sekali lagi gadis itu seolah-olah berkata pada Rio, agar Rio mencarinya. Akhirnya, rasa penasaran dan obsesi yang ditimbulkan potret itu membuat Rio bangkit. Dan melangkahkan kakinya untuk mencari gadis itu. 

"RIOOOO!" teriak Gabriel saat pemuda itu tak sengaja melihat Rio beranjak pergi. Namun nihil, Rio mengacuhkannya dan tetap meninggalkan panggung penonton. Gabriel mendengus, lalu pemuda itu menerawang. Ah, ya. Foto tadi, pasti Rio mencari pemiliknya, pasti.

*

Rio duduk di sudut food court, sudah 15 menit ia mencarinya. Dan belum juga mendapatkan hasil, dan yang lebih parah ia melewatkan penampilan Waittee. Pemuda itu mengulum bibir, hmmm....
Tidak, dia akan tidak menyerah. Harus ada ganti dari ketinggalan penampilan pertama Waittee. Ia harus menemukan gadis dalam foto ini. titik. 

Rio celingukan ketika memasuki sebuah toko aksesoris. Rio sudah merasa tidak nyaman dengan wallpaper dan segala pernak-pernik toko yang berwarna pink. Rio juga risih saat para kelinci umm maksudnya mbak-mbak penjaga toko menatap Rio dengan tampang girang. Rio menyisir tiap sudut toko, sambil melirik foto yang dibawanya. Mencocokkan dengan setiap pengunjung toko itu. 

"Huh," keluh Rio. Eskalator itu membawanya turun ke lantai dasar. Toko aksesoris merah jambu itu tidak memberinya petunjuk arah dimana gadis dalam fotonya itu. Rio masih menggenggam foto itu dan masih sibuk mencocokkan dengan orang-orang yang ia lihat lewat eskalator. Dan ketika pemuda itu menengok ke eskalator di sebelahnya yang membawa pengunjung mall naik ke lantai diatasnya. Matanya bertumbuk dengan sepasang mata almond yang teduh. Rio hampir saja tidak berkedip kalau ia tidak ingat bahwa ia bisa saja terseret eskalator. 

"Kayaknya gue kenal cewek tadi," ujar Rio pelan pada dirinya sendiri. 
"Tapi siapa ya? terus gue liatnya dimana ya?" tanya Rio pada dirinya sendiri. 
"Lo tahu nggak siapa dia?" tanyanya pada selembar foto yang masih digenggamnya. Dan, DARRR! Petir seakan menyambar Rio. Mata almond gadis di eskalator tadi sama persis dengan mata gadis dalam fotonya. Jadi.... mungkinkah?  

Rio akan berlari menuju eskalator secepatnya jika Gabriel tidak muncul dan menahan langkahnya.
"Udah cukup lo ngelayapnya. Seenak jidat jalan kesana kemari. Inget nggak sih lo? Lo kesini buat bantuin gue. Liat perform gue, lo kan yang bilang kalau lo mau dokumentasiin perform pertama waittee," omel Gabriel.
"Sorry," ucap Rio dengan tampang innocent. Gabriel tersenyum masam. Dan pemuda itu menangkap ada sesuatu yang digenggam Rio. Seketika Gabriel merampasnya.
"Oh, ini toh penyebab lo kabur," Gabriel mengangguk-angguk dan kemudian menemukan sebuah ide.
"Gue bakal bantuin lo nyariin dia tapi....," tandas Gabriel.
"Apaan?" balas Rio tak sabar.
"Lo harus jadi fotografer buat perform Waittee selama kita ada jadwal manggung," tawar Gabriel sambil menaikkan alisnya. Rio tersenyum masam. Lalu mengangguk. 

Gabriel tersenyum menang, "Ikut gue," ajaknya. Rio menurut saja dan mengikuti langkah Gabriel.

*

"Hey, Gabriel. Apa kabar, bro?" sapa seorang officer Mall yang sepertinya mengurusi periklanan di Mall tersebut. Gabriel kemudian memeluknya erat dan menjabat tangannya. Teman lama yang baru dipertemukan kembali, ya seperti itulah gambarannya kira-kira.
"Yo, kenalin ini Alvin, yang ngurus periklanan disini," Gabriel memperkenalkan officer tadi pada Rio. Rio kemudian menjabat tangan Alvin. "Rio," ucapnya memperkenalkan diri. Rio mengernyit, apa hubungannya mencari siapa gadis dalam foto yang ditemukan Rio dengan seorang yang mengurus iklan. 

"Jadi gini, Vin. Rio nyariin cewek," ujar Gabriel kemudian.
"Terus gue bisa bantuin apa nih?" tanya Alvin antusias. Rio hanya pasrah dan mengikuti alur rencana Gabriel. 
Jadi begini, Alvin meminta Rio untuk membuat video dan video itu nantinya akan diputar di seluruh mall dengan sedikit ilmu hacking Alvin.
"Gue yakin cara ini berhasil, Good Luck yo," ujar Gabriel sambil menepuk pundak Rio.
"Amin, thanks a ton yel," balas Rio.
"Ya, here we go," Alvin bersiap-siap mengupload video Rio. Dan... Upload Completed!

*
Seorang gadis sedang berjalan di area mall yang kebetulan khusus untuk barang-barang elektronik.
"Oh, Halo," sebuah suara dari televisi model terbaru seperti menyapanya. Gadis itupun berhenti sejenak.
"Jadi, maaf semua pengunjung mall. Aduh? Eh? To the point aja ya? iya deh, lo bawel deh," 
gadis itu terkikik geli. Pemuda yang ada di video itu tampak salah tingkah dan terlihat lucu.
"Oke, oke. Jadi gini, gue mau cari seseorang. Ini orangnya, kalian liat nggak? Kalo liat kasih tau gue dong. Dan kalo lo, yang ada di foto ini liat video ini. Lo bisa nggak ke 21 ? Ketemu gue disana. hehe, udah ya. Sori kalo udah mengganggu ketenangan dan kenyamanan belanja kalian," jelas Pemuda itu lalu video itupun sudah berganti menjadi siaran sepak bola. Dan gadis itu tertegun cukup lama sebelum ia berlari menuju lift terdekat.
*
Rio melirik arlojinya lalu menengok kanan kirinya. 
"Ada nggak sih yang liat video gue tadi," Pemuda itu memulai monolognya lagi.
"Hei, lo liat video gue tadi nggak sih?" tanya Rio pada foto yang digenggamnya. 
CKRIIIKK... Rio menoleh ke samping dan mendapati seseorang sedang memotretnya.
"Gue liat kok. Segitu penasarannya ya sama gue," balas gadis bermata almond yang Rio lihat di eskalator lagi. Rio terperangah, terpesona. Gadis dihadapannya luar biasa cantiknya. 
"Gue Rio," Rio memperkenalkan dirinya sambil tersenyum.
"Ify," 
***
beberapa bulan setelah pertemuan itu

"Ih, angle lo nggak bagus deh. coba deh ambilnya dari kanan panggung," cerocos Ify gemas. Rio mengamati kameranya bingung. 
"Udah, buruan sana. Keburu Gabriel turun panggung," perintah Ify. Rio hanya manyun lalu bergegas ke sisi kanan panggung. Beberapa menit kemudian, ia kembali. 
"Ini gue jamin anglenya udah pas," pamer Rio bangga. Ify terkikik pelan. 
"Iya deh, bagus. saran siapa dulu? haha," goda Ify jail. Lalu gadis itu tertawa dan Rio kemudian ikut tertawa. 
"Fy," panggil Rio.
"Hmm?" jawab Ify sambil fokus melihat hasil jepretan Rio. Tidak ada jawaban dari Rio. Ify pun juga diam sambil terus sibuk dengan kamera Rio.
"Buat cewek yang lagi sibuk sama kamera, dengerin gue bentar bisa kali ya?" panggil Rio lagi. Ify mendongak. 
"Apa sih yo?" jawab Ify jengkel.
CKRIKKK.. Rio memotret Ify.
"Sialan. Muka gue lagi cengo malah lo foto. Siniin kamera lo," gerutu Ify sambil berusaha merebut kamera yang dipegang Rio.
"No, lo cantik kalo lagi cengo. weee ," ucap rio sambil menjulurkan lidahnya. Ify mendengus.

"Eh," ujar Rio dan Ify bersamaan. Keduanya lalu tersenyum kikuk,
"Lo duluan deh, kan ladies first," Rio mengalah.
"emm, kenapa ya? kita jadi deket gini," Ify memulai pembicaraannya.
"Napa fy? Lo ngasih gue... kode nih?" timpal Rio sambil nyengir. Ify manyun, lalu memukul Rio pelan.
"Lo tau nggak? Lo itu sesuatu," oceh Rio. Ify tak menghiraukannya dan sibuk dengan kamera.
"dengerin gue kek," rio mencolek lengan ify. Ify hanya mengangguk, sambil tetap sibuk dengan kameranya.

"Gue heran deh. Kenapa sih gue bisa kepo banget tentang lo. Pertama kali gue nemuin foto lo, gue ngerasa ada yang beda sama lo. Gue ngerasa kalau kita ini terikat, nggak tau deh kenapa. Gara-gara lo gue ninggalin Gabriel yang waktu itu perform band pertama kali, cuma demi lo. Orang yang belum gue kenal sama sekali. Padahal, dari kecil gue udah anti sama orang asing, tapi kenapa sama lo beda. Kenapa...," Rio bermonolog. Ify mendengarkan Rio dengan saksama, lalu tersenyum tipis.

"Lo cinta kali sama gue," jawab Ify terkikik geli.
"Kok gitu?" tanya Rio bingung. Ify berkacak pinggang.
"Lo mau nembak gue kan? ribet amat! iye, Gue mau," jelas Ify to the point. Gadis ini benar-benar deh.
"Beneran?" tanya Rio lagi. Ify mengangguk.
"Yaudah yuk. ke 21 flashback waktu kita ketemu, Ify my girl." ajak Rio sumringah lalu menarik pacar barunya itu menuju 21.

FIN :3

Ini ditulis berdasarkan MV Cody Simpson-On My Mind. Ya intinya begitulah. Apa disebutnya, MV-Fiction mungkin ya .ahaha :3


Luvv. @citr_

0 komentar:

Posting Komentar

Bukan cuma juri Idol yang bisa, kamu juga bisa komen :3

 

Cerita Fufu Fafa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang