Enjoyy...
Aku akan bilang iya…
“Baiklah,
terima kasih, Ify,” ujar Rio lalu mengajak gadis itu beralih dari taman
sekolah.
“Ify,”
panggil Rio pelan. Ify menoleh pada kekasih barunya itu.
“Ini
rahasia ya?” ujar Rio agak ragu. Ify menghela napasnya pelan, ia sudah menduga
kalau Rio ingin semua ini rahasia.
“Iya,”
Ify menyetujuinya.
Rio
tidak bilang apapun setelah itu dan hanya mengantar Ify ke parkiran lalu
menghilang. Tidak ada ucapan hati-hati ataupun basa-basi yang biasa diucapkan
pasangan baru. Ify menggeleng, ia terlalu berharap, lagipula bukannya ia sudah
tahu segala risiko pacaran dengan Rio jadi ia tidak akan menuntut lebih. Ia
cukup berkata iya, dan semoga ia akan bahagia.
[:]
“Ify
kok nggak ikut makan sih, Vin?” pertanyaan Shilla membuat Alvin tersedak.
“Alvin,
makannya pelan-pelan. Keselak kan,nih minum dulu,” ujar Shilla sambil
menyodorkan minuman Alvin. Alvin segera menerimanya lalu meneguknya supaya sisa
makanan yang tersangkut segera melolosi kerongkongannya.
“Ify
lagi OCD,” jawab Alvin. Shilla mengangkat sebelah alisnya, kebiasaannya jika
tidak percaya apa yang dikatakan Alvin.
“Bohong!”
cibir Shilla lalu mencomot kentang gorengnya.
“Dih,
nggak percaya ya udah. Lagian kenapa sih? Lo nggak suka makan sama gue?” Alvin
pura-pura ngambek. Shilla yang menyadari ekspresi Alvin yang mulai berubah
mendadak panik.
“Bukan
gitu. Gue suka kok lunch sama lo.
Jangan marah dong, Vin!” bujuk Shilla dengan wajah menyesal. Alvin menarik
sudut bibirnya, kena juga Shilla.
“Iya.
Aku nggak marah kok. Kamu nggak usah melas gitu dong, Shill. Aneh tauu,” Alvin
menepuk-nepuk puncak kepala Shilla. Shilla hanya melongo melihat kelakuan
Alvin.
‘Ini
kenapa Alvin jadi pake Aku-Kamu segala?’ batinnya.
Sementara itu, di sudut lain Kafe
tempat Alvin dan Shilla makan—
“Cewek
aneh itu, yang kaya itu kenapa sih sewot amat tempat duduknya lo pake tempo
hari, Ki?” tanya Ozy tak tahan karena sejak sepuluh menit tadi mejanya
tiba-tiba hening. Kiki tersentak, tak manyangka Ozy akan menanyakan hal itu.
“Sivia
punya alasan tersendiri kenapa dia duduk di deket jendela di baris ketiga dan
sampai sekarang dia belum bisa meninggalkan alasan itu, Zy. Kata Juniel sih
gitu, lagian sebenernya Sivia itu baik tau,” jelas Kiki.
“Baik
apaan? Songong, manja, apaan lagi mandang orang seenaknya. Baik darimana coba?”
protes Ozy lagi.
“Tunggu
aja sampai ada yang meleleh dari sifat dia. Tunggu saja, kata Juniel gitu.”
Jawab Kiki lagi. Ozy mengedikkan bahu sementara teman-temannya yang lain hanya
manggut-manggut.
[:]
Sejak
pulang sekolah sampai sekarang Ify masih menatapi layar ponselnya. Namun,
sedari tadi ponselnya masih saja diam tidak menunjukkan adanya pesan atau
panggilan masuk. Yang terakhir –sekitar satu jam yang lalu- pesan dari Shilla
yang masuk bukan dari Rio. Ify menghela napasnya kasar. Ia sudah terlalu banyak
berharap. Ia berharap Rio akan menghubunginya seperti pacar Acha-adiknya- yang
setiap menit bertukar pesan dengannya.
“Ify
lo tuh ngarep banget! Tahu diri dong,” ujarnya menepuk dahinya sendiri.
“Tapi
cewek mana sih yang nggak mau dihubungin cowoknya,” Ify pun memulai monolognya.
“Rio
sms gue kek,” ujarnya desperate lalu membanting tubuhnya ke kasur. Ify tidak
tahu bahwa sebenarnya Rio disana juga kacau karena tidak menemukan cara untuk
menyapa orang yang disukainya.
Haloo. End of Part 4? Belum ada konflik apa sudah ada menurutmu. Give comment here ya @citr_
Much Love
Citra ^^
tuh kan apa gue bilang py. pasti ada sesuatu yang mencurigakan dibalik sikap rio yang mendadak berubah menyukai elo. hiks. kasian ipy.
BalasHapuspokoknya kalau rio sampai nyakitin ipy awas aja lo rio! gue kejar lo sampai ke ujung dunia!
alshill, gue berharap mereka dapet happy ending. ;]
iya. kejar saja Rio sampai ujung dunia keknya dia akan menjadi-jadi *die Rio die-_-*
HapusDoain aja ya mereka nggak friendzone :"